Entri Populer

Kamis, 10 Januari 2013



ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA


a.        Definisi
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya infeksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran, iritan kimia, dan terapi radiasi. Rencana keperawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus, misalnya: pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemovilus, influenza mioplasma, gram negative
b.        Etiologi
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii.
Etiologi:
Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus
Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carin
Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:
  • Virus sinsisial pernafasan
  • Hantavirus
  • Virus influenza
  • Virus parainfluenza
  • Adenovirus
  • Rhinovirus
  • Virus herpes simpleks
  • Sitomegalovirus.
  • Virus Influensa
  • Virus Synsitical respiratorik
  • Adenovirus
  • Rubeola
  • Varisella
  • Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
  • Pneumococcus
  • Streptococcus
  • Staphilococcus
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza. Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.

c.       Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala berupa:
  • Batuk nonproduktif
  • Ingus (nasal discharge)
  • Suara napas lemah
  • Retraksi intercosta
  • Penggunaan otot bantu nafas
  • Demam
  • Ronchii
  • Cyanosis
  • Leukositosis
  • Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Kekakuan dan nyeri otot
  • Sesak nafas
  • Menggigil
  • Berkeringat
  • Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi. Secara umum dapat dibagi menjadi : Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronki.
Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi. Tanda infeksi ekstra pulmunal.

d. Komplikasi
• Efusi pleura
• Hipoksemia
• Pneumonia kronik
• Bronkaltasis
• Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak
    mengandung udara dan kolaps).
• Komplikasi sistemik (meningitis)
e.     Penataan Laksanaan Medis
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
• Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
• Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
• Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
• Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
• Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
• Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.

c.       Pengkajian Data Dasar
Aktifitas
Gejala:            kelemahan, kelelahan
Insomania
Tanda:             letargi
                                    Penurunan toleransi terhadap aktivitas
Sirkulasi
Gejala:                        riwayat adanya GJK kronis
Tanda:             Takikardia
                                    Penampilan kemerahan atau pucat
Integritas ego
Gejala:            Banyaknya stressor, masalah financial
Makanan/cairan
Gejala:             kehilangan nafsu makan, mual/muntah
                                    Riwayat diabetes mellitus
Tanda:             Distensi abdomen
                                    Hiperaktif bunyi usus
                                    Kulit kering dengan turgor buruk
                                    Penampilan kakeksia (malnutrisi)
Neorusensori
Gejala:             sakit kepala daerah frontal (influensa)
Tanda:             Perubahan menrtal (bingun somnolen)
Nyeri/ Kenyamanan
Gejala:             Sakit kepala
Nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk; nyeri dada substernal (influenza)
Mialgia, artralgia
Tanda:             melindungi area yang sakitn (pasiennya umumnya tidur) pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
Pernafasan
Gejala:             riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret
Takpenia, dispenia progresif, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesoris, pelebaran nasal
            Tanda:             Sputum: merah mudah, berkarat, atau purulen
                                    Perkusi: pekak di atas area konsolidasi
                                    Fremitus: taktil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
                                    Gesekan fliksi pleural
Bunyi nafas: menurun atau tak ada diatas area yang terlibat, atau nafas brongkial
Warna: pucat atau sianosis bibir/kuku
Keamanan
Gejala:            riwayat gangguan system imun, mis, SLE, AIDS, penggunaan steroid atau kemotrapi, institusionalisasi, ketidak mampuan umum
                        Demam (mis, 38,5 – 39.6ºC)
Tanda:             berkeringat
                        Menggigil berulang, gemetar.
                        Kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela

B.      Klasifikasi Data

1.      Data Subjektif (Ds)
·         Klien mengatakan sesak nafas saat beraktivitas ringan dan badan terasa lemah
·         Keluarga klien mengatakan klien sesak saat bernafas dan batuk
·         Klien  mengatakan nyeri dada saat batuk dan sulit bernafas
·         Klien mengatakn nyeri berlangsung lama. Batuk disertai nyeri perasaan mual, muntah, sesak, pusing, berdebar-debar.
·         Klien mngatakan ada yang mucus saat bernafas dan batuk
·         Keluarga mengatakan panic dan ketakutan saat melihat kondisi klien

2.      Data Objektif (Do)
·         Klien nampak berkeringat
·         Pernafasan klien terdengar bunyi saat bernafas
·         Klien sering batuk
·         Klien nampak gelisah
·         Klien Nampak sesak nafas dan badan lemah
·         Kebutuhan klien di bantu keluarga dan perawat
·         Keluarga sering bertanya dalam hal pengobatan
·         Keluarga dan klien Nampak cemas

3.      Diagnose Keperawatan
A.             Analisa Data
No
Data 
Masalah
Etiologi
1.
Dispenia
Sianosis
Takikardia
Gelisah
Hipoksia
Gangguan pertukaran gas
 Virus        Bakteri       Jamur      Aspirasi

Saluran nafas bagian bawah

Bronchioles

Alveolus

Reaksi radang pada bronchus
dan alveolus

Atelektasis

Gangguan difusi
2
Batuk produktif
Nafas cepat dan dangkal
Dispnea
Sianosis
Penggunaan otot aksesori
Bersihkan jalan nafas tidak efektif









Resiko tinggi terhadap infeksi penyebaran
Virus        Bakteri       Jamur      Aspirasi

Saluran nafas bagian bawah

Bronchioles

Alveolus
Peningkatan produksi secret

Akumulasi secret

Obstruksi jalan nafas

Gangguan ventilasi

Rangsangan batuk

Sumber infeksi
3
Kelelahan
Dispnea’
Takipnea
Takikardia
Sianosis
Intoleransi aktifitas
Virus        Bakteri       Jamur      Aspirasi

Saluran nafas bagian bawah

Bronchioles

Alveolus

Reaksi radang pada bronchus dan alveolus

Fibrosis dan pelebaran

Atelektasis

Gangguan difusi

Gangguan pertukaran gas

O2 ke jaringan menurun

Kelemahan
4
Nyeri dada pleuritik
Sakit kepala
Gelisah
Otot / nyeri sendi
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Virus        Bakteri       Jamur      Aspirasi

Saluran nafas bagian bawah

Bronchioles
Alveolus

Peningkatan produksi secret

Akumulasi secret
Rangsangan batuk

Nyeri pleuritik
5
Kelemahan
Sianosis
BB kurang dari normal
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Virus        Bakteri       Jamur      Aspirasi

Saluran nafas bagian bawah

Bronchioles

Alveolus

Stimulasi chemoreseptor hypothalamus

Sel poin bertambah

Respon menggigil

Reaksi peningkatan panas tubuh

Metabolism meningkat

Kompensasi cadangan lemak digunakan tubuh
6
Kelemahan
BB kurang dari normal
Sianosis
Deficit volume cairan
Virus        Bakteri       Jamur      Aspirasi

Saluran nafas bagian bawah

Bronchioles

Alveolus

Stimulasi (hemoreseptor)

Sel poin bertambah

Respon menggigil

Reaksi peningkatan panas tubuh

Hipertermia

Evaforasi

Cairan tubuh berkurang
  
B.            Penegakan Diagnosa
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum
2.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen darah
3.      Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan skunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi
4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen
5.      Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
6.      Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolic skunder terhadap demam dan proses infeksi
7.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral




3.,  Perencanaan
No
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN HASIL
KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL
1
Bersihakan jalan nafas tidak efektif s/d inflamasi trachea bronchil, peningkatan produksi sputum d/d
-perubahan frekuensi kedalaman pernafasan
-bunyi nafas tak normal
-dispnea, sianosis
- batuk efektif / tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum
-menunjukkan nafas efektif dengan :
-batuk efektif
-nafas normal
-bunyi nafas bersih
- sianosis
- kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada


-auskultasi area paru, catat area penurunan 1kali ada aliran udara dan bunyi nafas
-biarkan tekinik batuk efektif












-penghisapan sesuai indikasi


-Berikan cairan sedikitnya



-Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks.






Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidak nyamanan

Penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan

Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas
alami untuk mempertahankan jalan nafas paten
merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada factor yang tidak mampu melakukan karena batuk efektif ataupun atau penurunan tingkat kesadaran

Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secret

Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret, analgetik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk / menekan pernafasan
2
Gangguan pertukaran gas s/d gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen d/d
Dispnea, sianosis
Takikardia
Gelisah/perubahan mental
Hipoksia

Menunjukkan gangguan gas teratasi dengan:
-sianosis
-nafas normal
-sesak
-hipoksia
-gelisah
-kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas



-observasi warna kulit , membrane mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral.






-kaji kasus mental







-tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif


Kolaborasi
-berikan terapi oksigen dengan benar missal dengan nasal plong master, master venturi
Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun telinga, membrane mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik

Gelisah mudah terangsang, bingun dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen serebral


Tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi tak efektif

Mempertahankan PaO2 diatas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pe.
3
Penyebaran infeksi beresiko tinggi s/d ketidak adekuatan pertahanan skunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis malnutrisi
Memperlihatkan tidak terjadinya infeksi dapat dilihat dengan
-waktu perbaikan infeksi/penyembuhan cepat tampak
-tidak terjadinya penularan penyakit kepada orang lain
- pantau tanda vital selama awal terapi

-tunjukkan teknik mencuci tangan dengan baik

-Batasi pengunjung sesuai indikasi

-Potong keseimbangan adekuat dengan aktifitas sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat

Kolaborasi
-berikan antimicrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah missal pinicilin, eritromisin, tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin

Selama awal priode ini potensial untuk fatal dapat terjadi
Efektif menurun penyebaran/perubahan infeksi
Menurunkan penularan terhadap pathogen infeksi lain
Memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan proses penyembuhan alamiah


Obat kebanyakan digunakan untuk membunuh microbial polmunia
4
Intoleransi aktifitas s/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d/d – Dispnea
Takikardia
Sianosis
Menunjukkan nafas normal
Sianosis
Irama jantung

Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas



Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi

Jelaskan perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktifitas dan istirahat
Bantu pasien untuk memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur

Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan
Merupakan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan

Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat


Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi (tidur dikursi)






Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
5
Nyeri s/d inflamasi parenkin varul, batuk menetap d/d Nyeri dada
Sakit kepala
Gelisah
menunjukkan
-Nyeri dada (-)
-Sakit kepala (-)
-Gelisah(-)
Tentukan karaktristik nyeri, missal kejan, konstan ditusuk




Panau tanda vital





Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, peubahan posisi music tenang, perbincangan


Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk


Berikan analgetik dan antitusik sesuai indikasi
Nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis, dan endokarditis
Perubahan FC jantung / TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alsan lain tanda perubahan tanda vitalelah terlihat

Tindakan non analgesic diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesic
Alat untuk mengontol ketidaknyamanan ada sementara meningkat keefektifan upaya batuk

Obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum
6
Kurangnya nutrisi beresiko tinggi terhadap kebutuhan tubuh s/d peningkatan kebuthan metabolic skunder terhadap demam dan proses inflamasi d/d nutrisi kurang dari kebutuhan
Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
Pasien mempertahankan/ meningkatkan BB
-indikator factor menimblakan mual/muntah, mis sputum banyak nyeri
-jadwalkan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan
-berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang) makan yang menarik oleh pasien


-evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar



Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah

Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan penyakit ini
Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali


Adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap inflamasi atau lambatnya respon terhadap terapi
7
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berlebihan demam, berkeringat banyak, nafas mulut, penurunan masukan oral
Kekurangan volume cairan tidak terjadi dengan kreteria pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat misalnya membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil
-kaji perubahan tanda vital contoh peningktan suhu demam memanjang
Takikardia


Kaji turgor kulit kelembapan membrane mukosa (bibir,lidah)




Catat laporan mual/muntah

Pantau masukan dan keluaran catan warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan. Ukur berat badan sesuai indikasi

Tekankan cairan sedikit 2400 ml/hari atau sesuai kondisi individual

Kolaborasi
Beri obat indikasi mis, anti piratik,antimitik

Berikan cairan tambahan IV sesuai keprluan
Peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic daan kehilangan cairan untuk evaporasi

Indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin karena nafas mulut dan O2 tambahan

Adanya gejala ini menurunkan masukan oral

Memberikan informai tentang keadekutan volume cairan dan keseluruhan penggantian



Pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi


Berguna menurunkan kehilangan cairan

Pada adanya penurunan masukan banyak kehilangan penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan

2.      Implementasi keperawatan dan Evaluasi
NO
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1
Menkaji frekuensi dan kedalaman pernafasan dada
Catat penurunan 1 kali pada aliran udara da bunyi nafas
Mengajarkan teknik batuk efektif
Melakukan penghisapan sesauai dengan indikasi
Memberikan cairan sedikitnya pada pasien
Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi
S :   
·         Klien mengatakan sudah tidak sesak saat bernafas

O :
·         P: 20x/menit

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.
2
Mengkaji frekuensi kedalaman dan kemudahan bernafas
Mengobservasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku pasien
Mengkaji status mental
Mengajak psien untuk meninggikan kepala dan sering mengubah posisi
Berkolaborasi dengan pihak terapi untuk memberikan terapi oksigen
S :   
·         Klien mengatakan sudah tidak merasa gelisah

O :
·         P: kelihatn tanang

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.
3
Memantau tanda vital
Menunjukkan teknik mencuci tangan dengan baik
Membatasi pengunjung sesuai indikasi
Memotong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktifitas sedang. Meningkatkan masukan nutrisi adekuat
Berkolaborasi dengan pihak medis untuk memberikan obat antibakterial
S :   
·         Klien mengatakan sudah sudah ada rasa nyaman

O :
·         P: kelihatan tanang

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.
4
Mengvaluasi respon pasien terhadap aktifitas
Memberikan lingkungan yang tenang dan membatasi pengunjung sesuai indikasi
Menjelaskan perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktifitas dengan istirahat
Membantu pasien untuk memilih posisi nyaman untuk istirahat
Membantu aktifitas perawatan diri pasien
S :   
·         Klien mengatakan sudah merasa tidak sesak setelah beraktifitas ringan

O :
·         P: klihatan tidak sesak lagi

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.
5
Menentukan karakteristik nyeri
Mamantau tanda vital
Memberikan tindakan pijatan punggung, perubahan posisi, dan memperdengarkan music
Membantuk pasien menekan dada selama episode batuk
Berkolaborasi dengan pihak medis untuk memberikan obat analgesic dan antitusik
S :   
·         Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
·         Klien mengatakan sudah tidak batuk lagi

O :
·         P: sudah tidak mengeluh kesakitan
·         P: sudah tidak pernah batuk

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.
6
Mengidentifikasi factor yang menyebabkan mual/muntah
Memberikan jadwal pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan
Memberikan makanan porsi kecil dan sering memberi makanan kering
Mengevaluasi status nutrisi umum
S :   
·         Klien mengatakan sudah tidak merasakan mual
·         Klien mengatakan selalu ingin makan

O :
·         P: kelihatan tidak pucat
·         P: bertambahnya berat badan klien hingga 50 kg

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.
7
Mengkaji perubahan tanda vital
Mengkaji turgor kulit kelembaman membrane mukosa
Mecatat laporan mual/muntah
Memantau masukan dan keluaran cairan tubuhmenekankan untuk mengkonsumsi cairan sebanyak 2400 ml/hari
Berkolaborasi untuk memberikan obat antipiretik, entimitik
S :   
·         Klien mengatakan sudah tidak merasa kehausan
·         Klien mengatakan sudah tidak mual

O :
·         P: kulit sudah tampak tidak kering
·          

A : masalah teratasi

P : hentikan rencana tindakan.


DAFTAR PUSTAKA
1.     Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,2000 EGC Jakarta
2.                  Bare Brenda G, Smeltezer Suzan C. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 1, EGC,  Jakarta
3.                  Price Anderson Sylvia, Mylson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku -2, Edisi 4 EGC, Jakart
4.                  Tim Penyusun Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001 FKUI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar