ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
a. Definisi
Penumonia adalah inflasi parenkim
paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini
terjadi ini terjadi akibat adanya infeksi agen atau infeksius adalah adanya
kondisi yang mengganggu tahanan saluran, iritan kimia, dan terapi radiasi.
Rencana keperawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus, misalnya:
pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemovilus, influenza mioplasma,
gram negative
b.
Etiologi
Sebagian besar pneumonia disebabkan
oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia
mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu
mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri
dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS)
sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu
pneumocystis carinii.
Etiologi:
Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus
Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus
Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis,
coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carin
Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:
- Virus sinsisial pernafasan
- Hantavirus
- Virus influenza
- Virus parainfluenza
- Adenovirus
- Rhinovirus
- Virus herpes simpleks
- Sitomegalovirus.
- Virus Influensa
- Virus Synsitical respiratorik
- Adenovirus
- Rubeola
- Varisella
- Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
- Pneumococcus
- Streptococcus
- Staphilococcus
Pada bayi dan anak-anak penyebab
yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus
parainfluenza dan - virus influenza. Faktor-faktor risiko terkena pneumonia,
antara lain, Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme,
rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi
kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara,
Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi,
efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.
c.
Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala berupa:
- Batuk nonproduktif
- Ingus (nasal discharge)
- Suara napas lemah
- Retraksi intercosta
- Penggunaan otot bantu nafas
- Demam
- Ronchii
- Cyanosis
- Leukositosis
- Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
- Batuk
- Sakit kepala
- Kekakuan dan nyeri otot
- Sesak nafas
- Menggigil
- Berkeringat
- Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin
ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi. Secara
umum dapat dibagi menjadi : Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas
berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan kurang,
keluhan gastrointestinal.Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk,
takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger,
merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka
berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda
pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat
bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus
melemah, suara napas melemah, dan ronki.
Tanda efusi pleura atau empiema
berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus
melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas cairan,
friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi
bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi
meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri
abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus
kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas.
Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi. Tanda infeksi ekstra
pulmunal.
d. Komplikasi
• Efusi pleura
• Hipoksemia
• Pneumonia kronik
• Bronkaltasis
• Atelektasis (pengembangan paru yang tidak
sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak
mengandung udara dan kolaps).
mengandung udara dan kolaps).
• Komplikasi sistemik (meningitis)
e.
Penataan Laksanaan Medis
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
• Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
• Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
• Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
• Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
• Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
• Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
• Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
• Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
• Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
• Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
• Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
• Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.
c. Pengkajian Data Dasar
Aktifitas
Gejala:
kelemahan,
kelelahan
Insomania
Tanda:
letargi
Penurunan
toleransi terhadap aktivitas
Sirkulasi
Gejala:
riwayat adanya GJK kronis
Tanda:
Takikardia
Penampilan
kemerahan atau pucat
Integritas
ego
Gejala:
Banyaknya stressor, masalah financial
Makanan/cairan
Gejala:
kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Riwayat
diabetes mellitus
Tanda:
Distensi abdomen
Hiperaktif
bunyi usus
Kulit kering
dengan turgor buruk
Penampilan kakeksia (malnutrisi)
Neorusensori
Gejala:
sakit kepala daerah frontal (influensa)
Tanda:
Perubahan menrtal (bingun somnolen)
Nyeri/
Kenyamanan
Gejala:
Sakit kepala
Nyeri dada (pleuritik), meningkat
oleh batuk; nyeri dada substernal (influenza)
Mialgia, artralgia
Tanda:
melindungi area yang sakitn (pasiennya umumnya tidur) pada sisi yang sakit
untuk membatasi gerakan)
Pernafasan
Gejala:
riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret
Takpenia, dispenia progresif,
pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesoris, pelebaran nasal
Tanda:
Sputum: merah mudah, berkarat, atau purulen
Perkusi: pekak di atas area konsolidasi
Fremitus: taktil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Gesekan fliksi pleural
Bunyi nafas: menurun atau tak ada diatas area yang
terlibat, atau nafas brongkial
Warna: pucat atau sianosis bibir/kuku
Keamanan
Gejala:
riwayat gangguan system imun, mis, SLE, AIDS, penggunaan steroid atau
kemotrapi, institusionalisasi, ketidak mampuan umum
Demam (mis, 38,5 – 39.6ºC)
Tanda:
berkeringat
Menggigil berulang, gemetar.
Kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela
B. Klasifikasi
Data
1.
Data
Subjektif (Ds)
·
Klien
mengatakan sesak nafas saat beraktivitas ringan dan badan terasa lemah
·
Keluarga
klien mengatakan klien sesak saat bernafas dan batuk
·
Klien
mengatakan nyeri dada saat batuk dan sulit bernafas
·
Klien
mengatakn nyeri berlangsung lama. Batuk disertai nyeri perasaan mual, muntah,
sesak, pusing, berdebar-debar.
·
Klien
mngatakan ada yang mucus saat bernafas dan batuk
·
Keluarga
mengatakan panic dan ketakutan saat melihat kondisi klien
2.
Data
Objektif (Do)
· Klien nampak
berkeringat
· Pernafasan
klien terdengar bunyi saat bernafas
·
Klien sering
batuk
·
Klien nampak
gelisah
·
Klien Nampak
sesak nafas dan badan lemah
·
Kebutuhan
klien di bantu keluarga dan perawat
·
Keluarga
sering bertanya dalam hal pengobatan
·
Keluarga dan
klien Nampak cemas
3.
Diagnose
Keperawatan
A.
Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
|
Dispenia
Sianosis
Takikardia
Gelisah
Hipoksia
|
Gangguan
pertukaran gas
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran
nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Reaksi
radang pada bronchus
dan
alveolus
Atelektasis
Gangguan
difusi
|
2
|
Batuk
produktif
Nafas
cepat dan dangkal
Dispnea
Sianosis
Penggunaan
otot aksesori
|
Bersihkan jalan nafas tidak
efektif
Resiko tinggi terhadap infeksi
penyebaran
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran
nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Peningkatan
produksi secret
Akumulasi
secret
Obstruksi
jalan nafas
Gangguan
ventilasi
Rangsangan
batuk
Sumber
infeksi
|
3
|
Kelelahan
Dispnea’
Takipnea
Takikardia
Sianosis
|
Intoleransi
aktifitas
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran
nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Reaksi
radang pada bronchus dan alveolus
Fibrosis
dan pelebaran
Atelektasis
Gangguan
difusi
Gangguan
pertukaran gas
O2
ke jaringan menurun
Kelemahan
|
4
|
Nyeri dada pleuritik
Sakit kepala
Gelisah
Otot / nyeri sendi
|
Gangguan
rasa nyaman (nyeri)
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran
nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Peningkatan
produksi secret
Akumulasi
secret
Rangsangan
batuk
Nyeri
pleuritik
|
5
|
Kelemahan
Sianosis
BB kurang dari normal
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran
nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Stimulasi
chemoreseptor hypothalamus
Sel poin
bertambah
Respon
menggigil
Reaksi
peningkatan panas tubuh
Metabolism
meningkat
Kompensasi
cadangan lemak digunakan tubuh
|
6
|
Kelemahan
BB kurang dari normal
Sianosis
|
Deficit volume cairan
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran
nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Stimulasi
(hemoreseptor)
Sel poin
bertambah
Respon
menggigil
Reaksi
peningkatan panas tubuh
Hipertermia
Evaforasi
Cairan
tubuh berkurang
|
B.
Penegakan
Diagnosa
1.
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan
edema, peningkatan produksi sputum
2.
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen darah
3.
Resiko
tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidak adekuatan
pertahanan skunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi
4.
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan
oksigen
5.
Nyeri akut
berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
6.
Resiko
tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolic skunder terhadap demam dan proses infeksi
7.
Resiko
tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan,
penurunan masukan oral
3., Perencanaan
No
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN HASIL
KRITERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Bersihakan
jalan nafas tidak efektif s/d inflamasi trachea bronchil, peningkatan
produksi sputum d/d
-perubahan
frekuensi kedalaman pernafasan
-bunyi
nafas tak normal
-dispnea,
sianosis
- batuk
efektif / tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum
|
-menunjukkan
nafas efektif dengan :
-batuk
efektif
-nafas
normal
-bunyi
nafas bersih
- sianosis
|
- kaji
frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
-auskultasi
area paru, catat area penurunan 1kali ada aliran udara dan bunyi nafas
-biarkan
tekinik batuk efektif
-penghisapan
sesuai indikasi
-Berikan
cairan sedikitnya
-Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks.
|
Takipnea,
pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena
ketidak nyamanan
Penurunan
aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan
Batuk
adalah mekanisme pembersihan jalan nafas
alami
untuk mempertahankan jalan nafas paten
merangsang
batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada factor yang tidak mampu
melakukan karena batuk efektif ataupun atau penurunan tingkat kesadaran
Cairan
(khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secret
Alat untuk
menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret, analgetik diberikan untuk
memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan
secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk / menekan pernafasan
|
2
|
Gangguan
pertukaran gas s/d gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman
oksigen d/d
Dispnea,
sianosis
Takikardia
Gelisah/perubahan
mental
Hipoksia
|
Menunjukkan gangguan gas teratasi dengan:
-sianosis
-nafas normal
-sesak
-hipoksia
-gelisah
|
-kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas
-observasi warna kulit , membrane mukosa dan kuku.
Catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral.
-kaji kasus mental
-tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi,
nafas dalam dan batuk efektif
Kolaborasi
-berikan terapi oksigen dengan benar missal dengan
nasal plong master, master venturi
|
Manifestasi distress pernafasan tergantung pada
indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
Sianosis
kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun
sianosis pada daun telinga, membrane mukosa dan kulit sekitar mulut
menunjukkan hipoksemia sistemik
Gelisah
mudah terangsang, bingun dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau
penurunan oksigen serebral
Tindakan
ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran secret untuk
memperbaiki ventilasi tak efektif
Mempertahankan
PaO2 diatas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang
memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pe.
|
3
|
Penyebaran
infeksi beresiko tinggi s/d ketidak adekuatan pertahanan skunder (adanya
infeksi penekanan imun), penyakit kronis malnutrisi
|
Memperlihatkan tidak terjadinya infeksi dapat
dilihat dengan
-waktu
perbaikan infeksi/penyembuhan cepat tampak
-tidak terjadinya
penularan penyakit kepada orang lain
|
- pantau
tanda vital selama awal terapi
-tunjukkan
teknik mencuci tangan dengan baik
-Batasi
pengunjung sesuai indikasi
-Potong
keseimbangan adekuat dengan aktifitas sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat
Kolaborasi
-berikan
antimicrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah missal
pinicilin, eritromisin, tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin
|
Selama
awal priode ini potensial untuk fatal dapat terjadi
Efektif
menurun penyebaran/perubahan infeksi
Menurunkan
penularan terhadap pathogen infeksi lain
Memudahkan
proses penyembuhan dan meningkatkan proses penyembuhan alamiah
Obat
kebanyakan digunakan untuk membunuh microbial polmunia
|
4
|
Intoleransi
aktifitas s/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d/d –
Dispnea
Takikardia
Sianosis
|
Menunjukkan
nafas normal
Sianosis
Irama
jantung
|
Evaluasi
respon pasien terhadap aktifitas
Berikan
lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi
Jelaskan
perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktifitas dan istirahat
Bantu
pasien untuk memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur
Bantu
aktifitas perawatan diri yang diperlukan
|
Merupakan
kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan
Menurunkan
stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
Pasien
mungkin nyaman dengan kepala tinggi (tidur dikursi)
Meminimalkan
kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
|
5
|
Nyeri s/d inflamasi parenkin varul, batuk menetap
d/d Nyeri dada
Sakit kepala
Gelisah
|
menunjukkan
-Nyeri dada (-)
-Sakit kepala (-)
-Gelisah(-)
|
Tentukan karaktristik nyeri, missal kejan, konstan
ditusuk
Panau tanda vital
Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, peubahan
posisi music tenang, perbincangan
Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada
selama episode batuk
Berikan analgetik dan antitusik sesuai indikasi
|
Nyeri dada
biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul karena
pneumonia seperti perikarditis, dan endokarditis
Perubahan
FC jantung / TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alsan lain tanda
perubahan tanda vitalelah terlihat
Tindakan
non analgesic diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan
ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesic
Alat untuk
mengontol ketidaknyamanan ada sementara meningkat keefektifan upaya batuk
Obat dapat
digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan
meningkat kenyamanan istirahat umum
|
6
|
Kurangnya
nutrisi beresiko tinggi terhadap kebutuhan tubuh s/d peningkatan kebuthan
metabolic skunder terhadap demam dan proses inflamasi d/d nutrisi kurang dari
kebutuhan
|
Pasien
menunjukkan peningkatan nafsu makan
Pasien
mempertahankan/ meningkatkan BB
|
-indikator
factor menimblakan mual/muntah, mis sputum banyak nyeri
-jadwalkan
pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan
-berikan
makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang) makan
yang menarik oleh pasien
-evaluasi
status nutrisi umum, ukur berat badan dasar
|
Pilihan
intervensi tergantung pada penyebab masalah
Menurunkan
efek mual yang berhubungan dengan penyakit ini
Tindakan
ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk
kembali
Adanya
kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya
tahanan terhadap inflamasi atau lambatnya respon terhadap terapi
|
7
|
Resiko
tinggi terhadap kekurangan volume cairan berlebihan demam, berkeringat banyak,
nafas mulut, penurunan masukan oral
|
Kekurangan
volume cairan tidak terjadi dengan kreteria pasien menunjukkan keseimbangan
cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat misalnya membrane
mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil
|
-kaji
perubahan tanda vital contoh peningktan suhu demam memanjang
Takikardia
Kaji
turgor kulit kelembapan membrane mukosa (bibir,lidah)
Catat
laporan mual/muntah
Pantau
masukan dan keluaran catan warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan.
Ukur berat badan sesuai indikasi
Tekankan
cairan sedikit 2400 ml/hari atau sesuai kondisi individual
Kolaborasi
Beri obat
indikasi mis, anti piratik,antimitik
Berikan
cairan tambahan IV sesuai keprluan
|
Peningkatan
suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic daan kehilangan cairan
untuk evaporasi
Indicator
langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin
karena nafas mulut dan O2 tambahan
Adanya
gejala ini menurunkan masukan oral
Memberikan
informai tentang keadekutan volume cairan dan keseluruhan penggantian
Pemenuhan
kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi
Berguna
menurunkan kehilangan cairan
Pada
adanya penurunan masukan banyak kehilangan penggunaan dapat
memperbaiki/mencegah kekurangan
|
2.
Implementasi
keperawatan dan Evaluasi
NO
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1
|
Menkaji frekuensi dan kedalaman pernafasan dada
Catat penurunan 1 kali pada aliran udara da bunyi
nafas
Mengajarkan teknik batuk efektif
Melakukan penghisapan sesauai dengan indikasi
Memberikan cairan sedikitnya pada pasien
Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
sesuai dengan indikasi
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah tidak sesak saat bernafas
O :
·
P:
20x/menit
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
2
|
Mengkaji frekuensi kedalaman dan kemudahan bernafas
Mengobservasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
pasien
Mengkaji status mental
Mengajak psien untuk meninggikan kepala dan sering
mengubah posisi
Berkolaborasi dengan pihak terapi untuk memberikan
terapi oksigen
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah tidak merasa gelisah
O :
·
P:
kelihatn tanang
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
3
|
Memantau tanda vital
Menunjukkan teknik mencuci tangan dengan baik
Membatasi pengunjung sesuai indikasi
Memotong keseimbangan istirahat adekuat dengan
aktifitas sedang. Meningkatkan masukan nutrisi adekuat
Berkolaborasi dengan pihak medis untuk memberikan
obat antibakterial
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah sudah ada rasa nyaman
O :
·
P:
kelihatan tanang
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
4
|
Mengvaluasi respon pasien terhadap aktifitas
Memberikan lingkungan yang tenang dan membatasi
pengunjung sesuai indikasi
Menjelaskan perlunya istirahat dalam rencana
pengobatan dan perlunya keseimbangan aktifitas dengan istirahat
Membantu pasien untuk memilih posisi nyaman untuk
istirahat
Membantu aktifitas perawatan diri pasien
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah merasa tidak sesak setelah beraktifitas ringan
O :
·
P:
klihatan tidak sesak lagi
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
5
|
Menentukan karakteristik nyeri
Mamantau tanda vital
Memberikan tindakan pijatan punggung, perubahan
posisi, dan memperdengarkan music
Membantuk pasien menekan dada selama episode batuk
Berkolaborasi dengan pihak medis untuk memberikan
obat analgesic dan antitusik
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
·
Klien
mengatakan sudah tidak batuk lagi
O :
·
P: sudah
tidak mengeluh kesakitan
·
P: sudah
tidak pernah batuk
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
6
|
Mengidentifikasi factor yang menyebabkan mual/muntah
Memberikan jadwal pernafasan sedikitnya 1 jam
sebelum makan
Memberikan makanan porsi kecil dan sering memberi
makanan kering
Mengevaluasi status nutrisi umum
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah tidak merasakan mual
·
Klien
mengatakan selalu ingin makan
O :
·
P:
kelihatan tidak pucat
·
P:
bertambahnya berat badan klien hingga 50 kg
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
7
|
Mengkaji perubahan tanda vital
Mengkaji turgor kulit kelembaman membrane mukosa
Mecatat laporan mual/muntah
Memantau masukan dan keluaran cairan tubuhmenekankan
untuk mengkonsumsi cairan sebanyak 2400 ml/hari
Berkolaborasi untuk memberikan obat antipiretik,
entimitik
|
S :
·
Klien
mengatakan sudah tidak merasa kehausan
·
Klien
mengatakan sudah tidak mual
O :
·
P: kulit
sudah tampak tidak kering
·
A :
masalah teratasi
P : hentikan rencana tindakan.
|
DAFTAR
PUSTAKA
1. Doenges,
Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,2000 EGC Jakarta
2.
Bare Brenda G, Smeltezer Suzan C. Keperawatan Medical
Bedah, Edisi 8, Vol 1, EGC, Jakarta
3.
Price Anderson Sylvia, Mylson McCarty Covraine,
Patofisiologi, buku -2, Edisi 4 EGC, Jakart
4.
Tim
Penyusun Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001 FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar